DEPOKNET – Amblasnya jalan di kawasan Grand Depok City (GDC) kelurahan Tirtajaya, Senin (12/4) malam, turut disikapi kritis oleh tokoh masyarakat kelurahan Tirtajaya, Nanang Kasnan Permana.
Bahkan pria yang mengaku mengetahui proses pembangunan kawasan GDC karena sudah menjabat selama 4 periode sebagai Ketua RW 04 kelurahan Tirtajaya ini mengajak DepokNet untuk menelusuri aliran kali Cikumpa yang ada di kawasan GDC.
“Ayo mas, kapan ada waktu kita survey telusuri sepanjang saluran kali Kumpa,” ucapnya
Ajakan Nanang ini beralasan, mengingat dirinya meyakini sudah banyak pelanggaran Garis Sempadan Sungai (GSS) kali Cikumpa yang terjadi di kawasan GDC tersebut.
Nanang juga menekankan agar pihak pengembang GDC dan Pemerintah kota Depok bertanggung jawab atas musibah yang berulang-ulang itu akibat aliran kali Cikumpa yang dibelokan tidak sesuai dengan aslinya.
“Kita bicara lingkungan disini, dari depan Ghawil cafe sampai cluster gardenia, kira-kira sudah berapa ribu meter persegi tanah milik bantaran kali Kumpa di perjual belikan. Makanya kapan ada waktu, kita telusuri aliran kali Kumpa itu,” tegasnya.
Nanang lantas mengutip pernyataan kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) kota Depok, Dadan Rustandi yang mengakui jika musibah amblasnya jalan di depan Ghawil Cafe akibat bangunan jembatan yang sudah rapuh karena dibangun sejak 1980.
“Kalau jembatan yang dimaksud kadis PUPR itu yang amblas, posisinya jelas berada di depan Ghawil Cafe yang awalnya ditutup rapat dan digunakan sebagai lahan parkir. Berarti deretan ruko disitu jelas-jelas telah melanggar GSS,” ujarnya.
Yang menarik lanjut Nanang, mengapa PUPR tidak menegur pemilik ruko yang ada disana karena jelas-jelas telah melanggar GSS dengan mendirikan bangunan diatas bantaran kali Cikumpa.
“apalagi kan sudah pernah ada kejadian longsor di lokasi yang sama tahun lalu, kenapa pada saat itu dibiarkan saja ada bangunan melanggar GSS seperti itu. Lebih bahaya lagi kalau ternyata pemkot sudah menerbitkan IMB untuk ruko itu” tuturnya (Ant/CPB/DepokNet)