DEPOKNET- Memperingati Hari Anti Korupsi Internasional yang jatuh pada tanggal 9 Desember, kepemimpinan Mohammad Idris dan Pradi Supriatna kembali mendapat kritikan tajam dari elemen masyarakat. kali ini datang dari Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Lokomotif Pembangunan (Gelombang) kota Depok, Cahyo P Budiman
Cahyo mengingatkan agar kepemimpinan Idris-Pradi lebih spesifik menentukan program dan target capaian di awal tahun pertama pemerintahannya agar kinerja Walikota dan Wakil Walikota bersama seluruh aparat birokrasi pemerintah kota Depok bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
“Saran saja ini sih, gak usah kebanyakan target dan program capaian, pusing nanti karena kebanyakan program dan target, belum ditambah janji kampanye, belum komitmen sama Timses, pendukung, dan lain sebagainya…” ujar Cahyo P Budiman dalam akun facebooknya
Mengenai target capaian, Cahyo menantang Mohammad Idris untuk dapat membuktikan kepada masyarakat cukup dua hal capaian saja diraih minimal di tahun pertama kepemimpinannya. Pertama, perkecil angka Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) di akhir tahun, kedua, kota Depok dapat meraih Piala Adipura.
“Dua hal itu dulu diraih, sudah merupakan kesuksesan luar biasa buat kinerja bapak (Walikota) dan seluruh aparat birokrasi Pemerintah Kota Depok. intinya jangan kayak toko kelontong, semua serba ada, tapi gak berbekas dan dirasakan masyarakat luas,” tegas Cahyo
Layak untuk diingat, SILPA atau Sisa Lebih Perhitungan Anggaran kota Depok Tahun Anggaran (TA) 2015 adalah sejumlah Rp1.051.349.033.219,48 (Satu Triliun Lima Puluh Satu Miliar Tiga Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Tiga Puluh Tiga Ribu Dua Ratus Sembilan Belas Koma Empat Puluh Delapan Rupiah).
Mohammad Idris pun mengakui bahwa kurang optimalnya proses perencanaan dan waktu pelaksanaan kegiatan yang kurang memperhitungkan terjadinya kegagalan dalam proses pelelangan, menjadi “biang kerok” bengkaknya SILPA TA. 2015.
Permasalahan lainnya adalah keterlambatan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan oleh pihak penyedia barang atau jasa, serta transfer anggaran dari bantuan keuangan pemerintah provinsi dilakukan di akhir tahun, sehingga untuk sebagian kegiatan pembayarannya baru dilaksanakan pada tahun 2016.
“Saya gak bermaksud memprediksi, tapi melihat pola pembangunan dan penggunaan anggaran yang terjadi di tiap-tiap satuan kerja yang ada di pemkot Depok, SILPA Kota Depok Tahun 2016 akan berada di kisaran angka Rp 800 Milyar – Rp 1 triliun,” pungkas Cahyo
Dilain sisi, Cahyo juga menyampaikan agar pemkot Depok jangan terlalu banyak mengejar-ngejar dan mengumpulkan penghargaan. Karena menurutnya, penghargaan tidaklah terlalu penting dan tidak lantas membuktikan kinerja pemkot Depok sudah maksimal dan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Pencitraan memang perlu, tapi yang halus dimainkan. Ayo, rubah dan hancurkan pendapat Publik bahwa kepemimpinan Bapak sama saja dengan era kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail. Gak enak kan bekerja dan memimpin kota ini, tapi masih dibayangi pemikiran bahwa Bapak sama saja dengan Nur Mahmudi Ismail,” ucap Cahyo mengingatkan Mohammad Idris
Menutup statementnya, Cahyo berpesan agar Mohammad Idris dapat lebih memahami dan menghargai keberadaan Pradi Supriatna, sebagai Wakil Walikota dan juga “teman setia” dirinya yang mau terus menemani dalam perjalanan kepemimpinannya di kota Depok Lima tahun kedepan, dan bukan cuma dijadikan “Ban Serep” seperti yang dituduhkan banyak orang. (Ant/DepokNet)