Depoknet — Rasa kebersamaan dan semangat berjuang tampak nyata dalam Konferensi Cabang (Konfercab) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Cimanggis. Bertempat di SDN 2 Curug, acara ini menjadi panggung bagi terpilihnya pemimpin baru dan penetapan garis perjuangan organisasi untuk periode mendatang.
Antusiasme tinggi ditunjukkan dengan kehadiran lengkap 37 pemegang hak suara dari lima ranting—yang mewakili Kelurahan Curug, CIsalapasar, Harjamukti, Mekarsari, Tugu, dan Pasir Gunung Selatan. Kehadiran ini menjadi energi awal bagi kepengurusan baru.
“Alhamdulillah hadir semua. Itu bukti luar biasa, giroh keinginan mereka untuk berjuang di PGRI terbukti. Hadir semua,” ujar Pandi Ahmad (30/10), Ketua PGRI Cabang Cimanggis terpilih, dengan nada optimistis.
Pandi Ahmad langsung menyoroti sejumlah program yang akan menjadi fokus utamanya. Salah satu yang paling mendesak adalah pendirian Koperasi PGRI Cabang Cimanggis. Langkah ini didasari keinginan untuk menciptakan kemandirian ekonomi anggota.
“Tujuannya agar kebutuhan anggota dapat dipenuhi melalui koperasi, dan keuntungannya dapat “bermanfaat untuk anggota semuanya. Jadi dari mereka, untuk mereka,” ungkapnya, menekankan asas kekeluargaan dan gotong royong.
Selain itu, PGRI Cabang Cimanggis juga akan berjuang keras untuk mengembalikan penggunaan gedung cabang yang saat ini masih ditempati pihak lain, atau setidaknya mencari solusi agar PGRI dapat menempati aset tersebut. Hal ini penting untuk menciptakan ruang pertemuan yang mandiri, sebab PGRI bertekad tidak mau membiarkan sekolah hanya dijadikan untuk tempat rapat, konfercab, dan kegiatan lain, dikarenakan takut menganggu aktifitas belajar-mengajar.

Isu kesejahteraan guru menjadi inti perjuangan PGRI Cimanggis. Mereka memfokuskan upaya di tiga area utama:
Status Guru PKTT/Non-ASN: Mengupayakan agar guru-guru yang berstatus PKTT (Pegawai Kontrak Tidak Tetap) yang masih banyak anggarannya baik APBN dan APBD tidak “digantung” statusnya.
Kesetaraan Tunjangan P3K: Memperjuangkan agar ASN P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) memiliki tunjangan kesra (kesejahteraan rakyat) yang setara dengan PNS. “Kalau haknya sama, kami juga mohon jangan dibedakan, disamakan juga untuk tunjangan dari Pemda kesra yang setiap sebulan sekali di luar gaji itu biar disamakan dengan P3K,” tegas Pandi Ahmad.
Dukungan Program Kota: PGRI Cabang juga akan mendukung dan melanjutkan program dari PGRI Kota, termasuk pemanfaatan fasilitas mobil jenazah yang telah disediakan untuk anggota.
Konfercab hari itu sendiri difokuskan untuk menguatkan pengurus inti yang baru terpilih (F1, F2). Pandi Ahmad menjanjikan proses pembentukan kepengurusan lengkap akan segera rampung. ” Mungkin tidak sampai 7 hari kami sudah bisa memastikan dan membuat formasi kepengurusan dan nantinya pelantikan,” jelasnya. Ia juga memastikan bahwa kandidat hanya akan diambil dari 34 orang yang sudah masuk dalam daftar, karena “kami tidak boleh memilih dan mengambil dari yang tidak dicalonkan.”
Di penghujung pernyataannya, Pandi Ahmad menyampaikan pesan yang menyentuh tentang hakikat perjuangan di organisasi guru ini.
“Ini untuk pengurus PGRI. Ini bukan organisasi yang menghasilkan keuangan. Kita tidak punya gaji. Kita punya orientasi untuk berjuang. Tidak ada lain,” jelasnya.
Ia menutup dengan ajakan untuk menjaga kekompakan dan memastikan fokus perjuangan: “bukan untuk berjuang diri sendiri, bukan berjuang untuk kelompok. Tapi adalah Cimanggis atas nama cabang,” tutupnya, menyerukan persatuan di bawah panji PGRI Cabang Cimanggis. (AM Depoknet)










