• Seputar Depok
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Kesehatan
    • Sejarah
  • Khazanah
    • Kuliner
  • Musik
  • Olah Raga
  • Tendang Baskom
No Result
View All Result
  • Seputar Depok
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Kesehatan
    • Sejarah
  • Khazanah
    • Kuliner
  • Musik
  • Olah Raga
  • Tendang Baskom
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasional

Dari ‘Anak Kambing’ ke Media Merdeka

depoknet by depoknet
17 Agustus 2025
in Nasional
0
Dari ‘Anak Kambing’ ke Media Merdeka

Dari 'Anak Kambing' ke Media Merdeka, Tundra Meliala

79
SHARES
1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

depoknet.com – BAGI insan pers, ukuran sejati dari kemerdekaan Indonesia adalah sejauh mana kemerdekaan pers bisa tegak setegak-tegaknya. Kita sering mengira kemerdekaan pers adalah barang gampang, toh setiap hari kita bisa baca berita dari ratusan portal daring, menonton liputan televisi, atau sekadar menikmati ocehan akun-akun media di medsos. Namun, realitas di balik layar tidak sesederhana itu.

Justru hari ini, meraih kemerdekaan pers semakin pelik. Kalau diartikan sebatas bebas meliput, bebas memberitakan, dan bebas dari tekanan politik, mungkin memang pers kini relatif lebih terbuka ketimbang era otoritarian dulu. Tetapi sejak pandemi Covid-19 mempercepat peralihan konsumsi informasi ke platform digital, pers berhadapan dengan “penjajah” baru: ekosistem bisnis media yang kian rapuh.

Krisis Ekonomi Media

Data Nielsen (2023) menunjukkan belanja iklan di televisi, cetak, dan radio terus turun, sementara iklan digital tumbuh pesat, tetapi ironisnya, lebih dari 70 persen diambil alih oleh raksasa platform global seperti Google dan Meta. Akibatnya, media lokal hanya kebagian remah-remah. Catatan penulis, setidaknya 500 jurnalis kehilangan pekerjaan sepanjang pandemi karena efisiensi redaksi. Lalu disambung badai PHK yang menyebabkan banyak jurnalis terbaik di media mainstream kehilangan pekerjaan.

Di titik ini, kemerdekaan pers tidak lagi sekadar soal bebas dari tekanan politik, tetapi juga bagaimana media mampu melepaskan diri dari jeratan ketergantungan finansial. Banyak media kini terpaksa “menggadaikan” independensi demi bertahan hidup: dari content placement berbayar, pesanan politik, hingga menjajakan ruang pemberitaan kepada pemodal. Alih-alih melayani publik, pers kerap terjebak melayani pihak yang paling mampu membayar.

Tak heran muncul istilah getir: “pers anak kambing”—media yang harus menyusu ke sana-sini sekadar untuk hidup. Gambaran ini tentu menyakitkan, tapi juga jujur. Di tengah situasi itu, lahirlah Asosiasi Media Konvergensi Indonesia (AMKI). Organisasi ini semoga tidak hanya menambah daftar panjang asosiasi pers yang ada, melainkan bisa menjawab tantangan zaman: menyatukan media lintas platform—cetak, elektronik, daring, hingga multimedia—dalam sebuah ekosistem kolaboratif.

Sebagai yang pertama dan satu-satunya wadah media konvergensi, AMKI memikul misi yang tidak ringan: mengubah pola bertahan hidup media yang selama ini “meminta-minta” menjadi pola kolaborasi yang produktif. Konvergensi bukan sekadar jargon teknologi, melainkan strategi untuk menegakkan kembali kemandirian pers.

Sinergi Tanpa Intervensi

Kabar baiknya, sejumlah institusi strategis, dari kementerian dan lembaga tinggi negara, hingga mitra militer dan swasta, telah menyatakan dukungan. Bukan untuk menundukkan media, tetapi untuk merangkul dan mempercayai pers sebagai pilar demokrasi. Kolaborasi ini, kalau dikelola dengan benar, bisa menjadi energi baru bagi media tanpa mengorbankan independensi.

Di sisi lain, AMKI tetap harus menjaga rambu-rambu. Kemerdekaan pers tetap berpijak pada UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Sinergi tidak boleh berubah menjadi kooptasi. Media hanya akan dihormati publik bila ia tetap berpihak pada kebenaran dan kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pemodal atau institusi.

AMKI sendiri bukan sekadar “forum kumpul-kumpul”. Ia lahir untuk menggelar program konkret: Forum Konvergensi Media, pelatihan digitalisasi, advokasi regulasi, hingga kemitraan strategis yang menguntungkan semua pihak. Di dalam struktur AMKI, hadir pula tokoh-tokoh besar dari berbagai latar belakang—pejabat sipil, perwira militer, akademisi, dan praktisi media.

Jika di masa lalu pers sempat rela “dijajah” demi bertahan, maka dengan AMKI kita ingin melangkah ke babak baru: menjadikan kolaborasi sebagai kunci, kemandirian sebagai fondasi, dan kepentingan publik sebagai arah.

Akhir kata, kemerdekaan pers hari ini memang tidak sesederhana menolak intervensi politik. Ia menuntut kecerdikan menghadapi kapitalisme platform, menuntut solidaritas di antara media, dan menuntut keberanian untuk berkata: lebih baik miskin tapi merdeka, ketimbang kaya tapi diperbudak. Dengan AMKI, kita ingin pers Indonesia kembali menegakkan kepalanya, setegak-tegaknya.

Oleh: Tundra Meliala
Ketua Umum Asosiasi Media Konvergensi Indonesia (AMKI) Pusat

depoknet

depoknet

Kereta Keadilan itu tidak akan diam di sudut peron ketamakan dan keangkuhan, ia akan terus bergerak menjemput para pencarinya di tiap stasiun kesabaran dan keteguhan. Pembaharuan selalu hadir dengan pemberitaan, sabar merangkai berita, teguh mengungkap fakta. Semuanya ada disini, depoknet.com. “Update Berita Dengan Fakta”

Related Posts

Mantan Ketua KAKI Jawa Barat Buka Suara Soal Tidak Respons Imigrasi NgurahRai Bali
Nasional

Mantan Ketua KAKI Jawa Barat Buka Suara Soal Tidak Respons Imigrasi NgurahRai Bali

19 November 2025
Film Horor Kunce” Membawa Misteri Gunung Merapi! Azela Putri Berseteru dengan Davina Karamoy di Tengah Pendakian, Mencari Pacar yang Hilang dan Pengganti Juru Kunci
Nasional

Film Horor Kunce” Membawa Misteri Gunung Merapi! Azela Putri Berseteru dengan Davina Karamoy di Tengah Pendakian, Mencari Pacar yang Hilang dan Pengganti Juru Kunci

1 November 2025
Ketua Umum AMKI Sesalkan Pencabutan Kartu Liputan Reporter CNN Indonesia di Istana
Nasional

Ketua Umum AMKI Sesalkan Pencabutan Kartu Liputan Reporter CNN Indonesia di Istana

28 September 2025
Cuma Halu, Bangun Stadion Internasional Bukan Program Idris-Imam
Seputar Depok

Cuma Halu, Bangun Stadion Internasional Bukan Program Idris-Imam

by depoknet
20 November 2020
0

DEPOKNET - Pembangunan stadion internasional yang disebut merupakan program pasangan calon (paslon) walikota/wakil walikota Depok Idris-Imam justru dibantah sendiri oleh...

Read more

Banyak Jadi Korban Jalan Rusak, HTA Minta Warga Berani Melapor Ke Polisi

13 Januari 2017
PPP Depok Cium Aroma Penggelembungan Suara Parpol Tertentu di Dapil BCL

PPP Depok Cium Aroma Penggelembungan Suara Parpol Tertentu di Dapil BCL

6 Juli 2019
Komunitas Pemuda Jadi Anarkis Karena Kurang Sentuhan Pemerintah

Komunitas Pemuda Jadi Anarkis Karena Kurang Sentuhan Pemerintah

25 Mei 2017
Berbagi Keberkahan di Tengah Maulid: PAC Pemuda Pancasila Cipayung Santuni Anak Yatim

Berbagi Keberkahan di Tengah Maulid: PAC Pemuda Pancasila Cipayung Santuni Anak Yatim

28 September 2025
Forum Perangkat Daerah Kecamatan Cinere Gelar Penyusunan Rencana Kerja

Forum Perangkat Daerah Kecamatan Cinere Gelar Penyusunan Rencana Kerja

1 Maret 2025
DPRD KOTA DEPOK MELAKSANAKAN RAPAT PARIPURNA PENYAMPAIAN HASIL RESES, PENETAPAN PROPEMPERDA 2022 DAN PENYAMPAIAN 3 RAPERDA KOTA DEPOK

DPRD KOTA DEPOK MELAKSANAKAN RAPAT PARIPURNA PENYAMPAIAN HASIL RESES, PENETAPAN PROPEMPERDA 2022 DAN PENYAMPAIAN 3 RAPERDA KOTA DEPOK

9 Juni 2021
1000 Lebih Peserta Mengikuti Seleksi Pemain Persikad 1999 Tahun 2022

1000 Lebih Peserta Mengikuti Seleksi Pemain Persikad 1999 Tahun 2022

12 Juli 2022
depoknet

Copyright © 2022 depoknet.com. All Rights Reserved.

Navigate Site

  • Redaksi DepokNet (DNet)
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

No Result
View All Result
  • Seputar Depok
  • Daerah
  • Hukum & Kriminal
  • Kesehatan
    • Sejarah
  • Khazanah
    • Kuliner
  • Musik
  • Olah Raga
  • Tendang Baskom

Copyright © 2022 depoknet.com. All Rights Reserved.