depoknet.com – Di tengah bayang-bayang inflasi global dan defisit anggaran yang membuat laju penyerapan tenaga kerja konvensional terseok, sebuah kekhawatiran mendalam muncul dari Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Depok, M. Faizin. Sebagai seorang Legislator PKB Provinsi Jawa Barat, Faizin melihat urgensi untuk merespons kondisi ekonomi yang ia sebut “agak rumit,” terutama ancaman pengangguran yang mengintai generasi muda—Gen Z dan Milenial.
“Kita khawatir generasi kita kalau hanya mengandalkan peluang kerja yang dibangun oleh pemerintah, saya kira tidak akan cepat,” ujar Faizin, menyoroti realitas bahwa program pemerintah seringkali tidak mampu bergerak secepat tuntutan pasar dan kebutuhan hidup.
Menjawab tantangan tersebut, PKB Depok tak ingin hanya menjadi penonton. Mereka memilih jalur pemberdayaan ekonomi yang radikal dan inovatif, merumuskannya dalam tagline andalan yakni “Anak Muda Cuan.”
Inilah inti dari program yang diwajibkan bagi seluruh pengurus baru: pelatihan Digital Marketing yang menyasar anak muda dan ibu-ibu muda. Program ini bukan sekadar seminar satu hari, melainkan sebuah komitmen jangka panjang yang ambisius.
“Saya kira PKB mengambil peran untuk membuat pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan digital marketing. Hari ini sudah hampir seribu orang yang sudah kita latih. Target kita adalah anak-anak muda dan ibu-ibu muda. Target kami sampai 2028 di Kota Depok ini bisa sekitar hampir 20 ribu kader digital marketing,” papar Faizin dengan optimisme.
Faizin mengkritik program pemberdayaan konvensional, termasuk yang diselenggarakan pemerintah, yang seringkali hanya “bersifat seremonial dan tidak berkelanjutan.” PKB Depok menjamin program mereka berbeda dengan membangun sistem pendampingan yang ketat.
PKB telah membentuk “Command Center” yang beranggotakan lima orang. Tim ini bertugas sebagai fasilitator, mengawal, meng-update, dan mengonsultasikan laporan penjualan para peserta di tingkat kecamatan. Kehadiran Command Center memastikan setiap peserta, dari yang baru merintis hingga yang sudah mapan, memiliki tempat untuk berkonsultasi dan mengukur keberhasilan.
“Dalam 1 tahun, dalam evaluasi kita nanti akan tercatat berapa yang berhasil kita latih, berapa yang belum. Sehingga kalau ditanya berapa yang disumbangkan oleh PKB dalam rangka mengatasi dan menurunkan angka pengangguran, nanti kita akan update di Desember nanti,” tegasnya, menunjukkan bahwa output program ini akan terukur dan dipertanggungjawabkan.
Di sisi internal partai, PKB Depok tengah gencar melaksanakan Pendidikan Kader Pertama (PKP). Program ini bertujuan menguatkan ideologi bagi pengurus baru di tingkat kecamatan (Pengurus Anak Cabang/PAC). Dengan membatasi usia pengurus harian di tingkat kecamatan rata-rata hingga 35 tahun, PKB Depok kini banyak diisi wajah-wajah muda yang haus akan pemahaman mendalam tentang partai.
Di sinilah Faizin menetapkan aturan yang paling krusial: prinsip “Berdaya Dulu” sebelum “Memberdayakan.” Semua pengurus baru diwajibkan berpartisipasi dalam program “Anak Muda Cuan.”
“Tentu, satu anak-anak yang menjadi pengurus, kader-kader yang menjadi pengurus, itu harus berdaya dulu. Tanpa dia berdaya dulu, dia tidak akan mampu memberdayakan orang lain. Satu-satunya jalan, dia berdaya. Kami anjurkan semua pengurus wajib ikut pelatihan digital marketing,” jelas Faizin.
Kewajiban ini adalah upaya PKB untuk mengubah mentalitas anak muda, mendorong mereka untuk bekerja, membuat terobosan, dan yang terpenting menjadikan kader PKB sebagai contoh nyata anak-anak muda sukses di Depok. Dengan cara ini, M. Faizin memastikan bahwa janji pemberdayaan PKB tidak sekadar retorika, melainkan dimulai dari dapur internal partai itu sendiri. (AM Depoknet)









