DEPOKNET – PT Tirta Asasta Depok (Perseroda) merespon munculnya pemberitaan mengenai adanya lonjakan tagihan pelanggan PDAM hingga 4 kali lipat yang terjadi di wilayah Sukmajaya.
Dalam klarifikasinya yang disampaikan melalui rilis kepada media, PT. Tirta Asasta Depok mengutarakan beberapa poin setelah melakukan pengecekan langsung ke meteran pelanggan.
Poin pertama disebutkan Pencatatan Meter Berjalan Sebagaimana Mestinya. PT Tirta Asasta menyatakan Seluruh kegiatan pencatatan meter air dilakukan oleh petugas mereka secara rutin, sesuai jadwal, dan berdasarkan prosedur operasional standar.
PT Tirta Asasta memastikan pencatatan berjalan normal, sehingga data yang tercatat mencerminkan hasil pembacaan di lapangan.

Selain itu, diterangkan juga jika lonjakan tagihan dapat terjadi karena penggantian unit meter air lama. Meter lama yang akurasinya menurun cenderung menampilkan pemakaian lebih rendah dari konsumsi sebenarnya.
PT Tirta Asasta menyatakan setelah dilakukan pemeriksaan tera meter (uji akurasi alat ukur), ditemukan indikasi penurunan akurasi pada sebagian meter pelanggan. Meter yang sudah tidak akurat diganti dengan meter baru agar pencatatan kembali valid.
Selanjutnya sebagai bentuk tanggung jawab pelayanan, PT Tirta Asasta Depok juga segera mendatangi rumah pelanggan untuk melakukan pengecekan langsung.
Dari hasil pengecekan dan penanganan yang telah dilakukan, PT Tirta Asasta Depok mengatakan untuk pelanggan atas nama Ibu Irawati (terdaftar atas nama Bapak Octavianus), dari hasil pengecekan menunjukkan adanya anomali sebesar 10% pada akurasi meter air.
PT Tirta Asasta Depok telah melakukan penggantian meter air di lokasi pelanggan atas nama Ibu Irawati. Sementara untuk tagihan airnya, akan segera disesuaikan dan dikomunikasikan kembali kepada pelanggan secara transparan.
Lalu untuk pelanggan atas nama Bapak Sulistyawan (terdaftar atas nama Bapak Aco Hartama), hasil pengecekan menunjukkan adanya anomali sebesar 1,5 persen pada akurasi meter air, yang masih berada dalam batas toleransi standar SNI.
Namun, lonjakan pemakaian utamanya terjadi karena kebocoran pipa di dalam rumah pelanggan (setelah meteran). Maka sesuai Surat Perjanjian Langganan (SPL) pasal 3, pelanggan bertanggung jawab atas kondisi instalasi internal dan pemeliharaan meter air. Dengan demikian, kebocoran yang terjadi di instalasi rumah menjadi tanggung jawab pelanggan.
Terkait standar Akurasi Meter Air, PT Tirta Asasta selalu mengacu sesuai dengan SNI 2547:2008 tentang Meter Air Bersih, dimana batas kesalahan pengukuran yang diperbolehkan adalah lebih kurang 5 persen pada aliran rendah (Qmin–Qt) dan lebih kurang 2 persen pada aliran normal (Qt–Qmax).
Dengan demikian, anomali sekitar 1,5 persen masih dianggap wajar dan berada dalam batas toleransi standar nasional. Penggantian meter dilakukan apabila akurasi melewati batas tersebut, atau terbukti mengalami penurunan signifikan seperti yang ditemukan pada kasus tertentu.
Direktur Utama PT Tirta Asasta Depok, M Olik Abdul Holik menegaskan, pihaknya berkomitmen menjalankan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan, antara lain Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal, yang mengatur kewajiban tera dan akurasi alat ukur/takar/timbang (UTTP).
Selain itu juga berpedoman pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang menjamin hak-hak konsumen atas kejelasan informasi, transparansi, serta penggunaan alat ukur yang sah dan akurat.
Untuk itu kata Olik, PT Tirta Asasta Depok sangat menjunjung tinggi hak pelanggan dengan mengedepankan pelayanan yang baik, transparan, dan profesional.
“Setiap laporan pelanggan akan selalu kami tindak lanjuti secara cepat, dengan tetap memperhatikan keseimbangan antara hak pelanggan dan tanggung jawab perusahaan,” pungkas Direktur Utama PT Tirta Asasta Depok, M Olik Abdul Holik. (Adv/Ant/DepokNet)









