DEPOKNET – Tudingan mantan pengurus DPC PDI Perjuangan kota Depok, Totok Sardjono yang menyebut kegagalan partai berlambang ‘moncong putih’ di Pilkada Depok 2020 karena dianggap salah menetapkan kandidat mendapat kecaman dari pengurus PDI Perjuangan kota Depok.
Pasalnya, Totok Sardjono sama sekali tidak mengetahui proses dan alur peta koalisi yang terjadi selama ini karena yang bersangkutan sudah tidak lagi ada di struktur kepengurusan.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan kota Depok, Ikravany Hilman menyatakan, tudingan Totok jelas menunjukan gejala ‘post power syndrome’ karena sudah tidak mampu bersaing dan tidak terpakai lagi di kepengurusan PDI Perjuangan.
“Itu gejala post power syndrome, respon kecewa, bingung, putus asa karena tidak terpakai lagi di partai, lantas jadi baper dan ditumpahkannya dengan membabi buta seperti itu,” ucap Ikravany Hilman.
Ikra memastikan seluruh pengurus, kader dan simpatisan PDI Perjuangan kota Depok sudah total berjuang dalam Pilkada Depok 2020, bahkan dirinya meyakini proses konsolidasi dan pembangunan organisasi partai saat ini jauh lebih baik dibanding saat Totok Sardjono masih menjadi pengurus di PDI Perjuangan kota Depok.
“Jadi kalau dia (Totok, red) masih mengaku sebagai kader, kemana saja dia selama proses pilkada ini. Sudah ngapain aja dia untuk memenangkan paslon yang kami usung. Kalau cuma nunggu di akhir dengan melempar tudingan, harusnya malu masih mengaku kader PDIP,” kata Ikravany Hilman
Pengurus DPC PDI Perjuangan lainnya, Dwi Yuniarti menilai Totok Sardjono tidak pada tempatnya melontarkan tudingan buruk terhadap langkah yang sudah ditetapkan partai dalam proses kontestasi Pilkada Depok 2020.
“Kalau hanya bisanya teriak-teriak evaluasi ini evaluasi itu sementara kemarin cuma nonton, sini dekat saya, coba mendekat kesini biar merasakan cipratan keringat teman-teman di lapangan yang sudah berjuang selama Pilkada kemarin,” tegas Dewi.
Untuk diketahui, mantan Sekretaris DPC PDI Perjuangan kota Depok, Totok Sardjono atau biasa dipanggil Totok Towels telah menuding kegagalan PDI Perjuangan dalam Pilkada Depok 2020 dinilainya sudah pada puncaknya karena sudah keempat kalinya ‘Moncong Putih’ tumbang.
Totok menuding PDI Perjuangan tidak cermat menganalisis, tidak menghargai proses politik dan tidak mau mendengar kader.
“Semua serba sporadis, tanpa analisis dan konsep yang matang, semua hanya karena keinginan segelintir pengurus” tudingnya
Bahkan Totok meminta Ketua DPP PDI Perjuangan, Sukur Nababan bertanggung jawab dan mundur dari kepengurusan PDI Perjuangan karena dituding tidak jeli mengambil keputusan strategis partai. (Ant/CPB/AM/DepokNet)